Selasa, 17 Maret 2015

Sejenak Hening



Judul buku    : Sejenak Hening
Penulis          : Adjie Silarus
Tebal buku    : 310 halaman
Penerbit        : Metagraf




Melanjutkan resume bulan lalu tentang cara menciptakan kebahagiaan dan membentengi diri terhadap pengaruh negatif dari luar, kali ini saya hanya menyampaikan tiga artikel lanjutan kisah kemarin. Tiga artikel yang singkat, tapi luar biasa susah untuk saya praktekkan. Oleh sebab itulah saya belum bisa beranjak menuju bagian selanjutnya dari buku ini :D
Susah bagi saya -dan mungkin sebagian pembaca lain- karena bagian ini bercerita tentang cara meredam amarah.

Semua pasti sepakat bahwa kemarahan, baik yang dipendam atau diungkapkan itu merugikan. Merugikan diri sendiri secara fisik dan emosional. Mengubah energi amarah menjadi sesuatu yang bernilai positif, sebaliknya, bisa sangat menguntungkan bagi kita. Marah karena harapan yang tidak terkabul, misalnya, bisa dialihkan menjadi usaha-usaha lain agar impian itu tercapai. Atau dengan memunculkan kesadaran pada diri sendiri bahwa kita belum mendapatkannya bukan karena tidak pantas, melainkan ada sesuatu yang lebih baik menunggu kita.

Kita bisa memilih di antara dua respon terhadap kemarahan: melampiaskan kemarahan secara total pada kondisi aman dari orang lain, atau menjauhkan rasa amarah dari dalam diri. Bagi saya, cara pertama lebih mudah dilakukan, akan tetapi cara kedua lebih mendamaikan

Inti meredam amarah adalah menyadari dan mengakui bahwa kemarahan itu ada dalam diri kita. "Memeluk kemarahan" adalah istilah yang digunakan oleh Mas Adjie untuk menerima kemarahan. Diumpamakan kemarahan itu adalah bayi yang sedang melampiaskan emosinya dengan menangis. Kita tak dapat menghilangkan tangis itu dengan kepanikan, kemarahan, maupun kekerasan. Pelukan penuh kelembutan dan ketenangan justru dapat membuat sang bayi berangsur-angsur damai dan berhenti menangis. Seperti itu pula cara kita memeluk kemarahan. Dengan menanamkan sugesti pada pikiran kita ketika amarah muncul, bahwa kita bisa mengendalikan amarah itu. Bahkan Rasulullah pun mengajarkan tentang tips meredam amarah. Mulai dari mengambil air wudhu yang menyejukkan hingga mengubah posisi berdiri menjadi duduk.

~yusnita_IM1~




0 komentar: