Senin, 27 Februari 2017

Crazy Honeymoon in Japan

Buku ini saya dapat gratis dari sebuah toko buku karena saya borong buku dr sana😆
Buku ini terdiri dari 8 bagian dan setiap bagiannya terdiri dari 3 sampai 8 bab. Nah, saya baru baca sampai bagian dua, jd ini yang akan saya resume pada kesempatan kali ini.

Mengapa penulis buku ini memberi judul 'Crazy Honeymoon in Japan'? Well, setelah penulisnya menikah, sebut saja Mba Fifi, beliau dan suaminya menjalani LDR Indonesia-Jepun. Suaminya yang tinggal di Jepang. Saya tidak tahu apakah suaminya me jalani studi atau bekerja di Jepang karena tidak dijelaskan di pengantar oleh Mba Fifi. Nah, karena LDR, Mba Fifi ini sering berkunjung ke Jepang untuk menemui suaminya. Dan segala kisah perjalanannya ke Jepang dalam rangka menemui sang suami lah yang beliau sebut sebagai honeymoon, dan beliau abadikan melalui buku ini.

Lantas apa menariknya buku ini? Penulis tidak serta-merta hanya berkisah tentang perjalanan-perjalannya di Jepang, namun juga mengambil banyak hikmah dari budaya masyarakat Jepang. Plus, diaertai tips-tips untuk hidup di Jepang dan segala pernak-perniknya bagi yang berencana mencicipi kehidupan di negeri matahari terbit ini.

BAGIAN PERTAMA,  Salam, terdiri dari tiga bab. Embun di Kanaya, Rintik di Osaka, dan Sakura Pertama. Embun di Kanaya berkisah tentang perjalanan beliau ke kebun teh di Kanaya, kaki gunung Fuji, dan bertemu dengan seorang mualaf Jepang.  Rintik di Osaka berkisah tentang pertemuannya dengan Yuriko, teman suaminya dari Jepang dan bagaimana mereka sangat menghargai cita-cita seseorang walaupun orang tersebut belum merealisasikan cita-cita tersebut. Ya, Yuriko menyemangati Mbak Fifi untuk berhasil merealisasikan mimpinya menerbitkan buku melalui doanya. Lalu Sakura Pertama. Bab terakhir di bagian pertama ini mengkisahkan sakura pertama yang dilihat Mbak Fifi di Jepun.

Pada bagian awal ini, beliau banyak memberi info tentang organisasi-organisasi penting untuk kita hubungi ketika berkunjung atau menetap di Jepun untuk beberapa saat.  Dari banyak hikmah yang beliau ambil, dari bagian pertama ini beliau berkisah tentang teraturnya, bersihnya dan tepat waktunya transportasi di Jepun.

BAGIAN DUA, Sekitar Apato. Apato adalah istilah orang Jepang untuk menyebut apartemen tempat tinggal. Kalau mewah, nyebutnya mansion. Bagian ini terdiri dari 4 bab. Naik Sepeda Lagi, Kesan Pertama, Langkah Bayi Penyu, dan Tidak berpagar.

Naik Sepeda Lagi, berkisah tentang waktu beliau diajak suami ke pusat kota Hamamatsu naik sepeda dari apato mereka. Beliau banyak bercerita tentang asyiknya bersepada di Jepang. Ada jalur khusus, tertib pengguna lalu lintasnya, sampai keamanan parkirnya.

Kesan Pertama, bercerita tentang pengelolaan sampah di Jepang. Dari dimana saja tempat penampungannya, jadwal pengambilan sampah dan jenis-jenisnya. Keseriusan Jepang dalam mengelola sampah menghasilkan Jepang yang bersih. Masyarakat yang mau diajak bekerjasama berdisiplin dalam membuang sampah sesuai aturan, tempat dan jadwal juga faktor yang sangat penting. Dan, tempat penampungan sampah disana tidak bau kayak disini.😬

Bab ketiga, Langkah Bayi Penyu, bercerita tentang pertama kalinya Mbak fifi di ajak suami ke pantai. Beliau menyaksikan anak-anak TK sedang melepas bayi-bayi penyu ke laut. Orang Jepang sangat menjaga keseimbangan ekosistem dengan membiarkan hewan dan tumbuhan hidup di alam bebas.

Nah, bab terakbir dr bagian kedua ini adalah Tidak Berpagar. Apa maksudnya? Ya, beliau menceritakan tentang setting saranya transportasi dan pusat perbelanjaan di Jepang. Stasiun, terminal bus dan pusat perbelanjaan ada dalam satu area di Jepang untuk efektifitas waktu. Pun bandara, biasanya selalu terintegrasi dengan stasiun dan pemberhentian bus bandara.

Nah itu dia diantara hal2 positif yg bisa di contoh dari masyarakat Jepang dari Bagian 1 dan 2 buku ini..


Devy, IM2

0 komentar: