Rabu, 15 Februari 2017

The Geography of Genius Part 3 (Edinburg)

Seringkali kota disebut sebagai manifestasi dari puncak peradaban dimana modernitas hadir dan ide-ide tersebar luas pada atmosfirnya, pun hampir semua kejeneniusan lahir di kota. Seperti resume sebelumnya, Athena, Guangzou, Florence, dan kini Edinburgh, semuanya adalah kota.

Edinburgh, kota kecil berpenduduk 45.000 jiwa saat itu, namun merajai beberapa ilmu pengetahuan waktu itu. Kota kecil lebih membuat masyarakatnya lebih akrab, memiliki ikatan kuat dan menumbuhkan keberanian yang besar. Hubungan kepadatan urban dan kejeniusan (kreativitas) merujuk pada peluang interaksi. Disebutkan bahwa “jika semua kreatifitas pada dasarnya adalah tentang molekul-molekul yang bertubrukan, seharusnya semakin banyak interaksi, semakin baik karena meningkatkan peluang terdapatnya sesuatu yang brilian”. Namun bukan hanya itu yang diperluka untuk memunculkan suatu kreativitas, rasa saling percaya. Saat ini rasa saling percaya dipercaya sebagai salah satu cara menuju kesuksesan berkelompok, entah dalam skala makro dan mikro.

Lonjakan pengetahuan yang paling besar terjadi disini adalah ilmu kedokteran. Alat pembedahan otak, obat sariawan dan obat bius ditemukan oleh orang Skotlandia. Tahun 1729 John Munro mendirikan rumah sakit dengan 6 ranjang pertama. Menurutnya lebih baik merawat orang sakit dan mendidik ahli bedah dinegeri sendiri. setelah itu ilmu kedokteran menjadi popular dan hampir separuh mahasiswa Skotlandia mendaftar sekolah kedokteran, dan profesi dokter diharapkan hampir semua ibu pada anaknya. Serta lahir banyak jenius muda dibidang ini. Hal tersebut menjelaskan tentang adanya jenius bidang tertentu, pada waktu tertentu. Banyaknya kaum muda jenius lebih sebabkan oleh adanya daya tarik suatu bidang ilmu, bukan kolam bakat. Daya tarik suatu ilmu memengaruhi pola pikir kaum muda dalam meraih kesuksesan karena dengan daya tarik itu mereka akan melihat kesuksesan lebih jelas dan berlomba-lomba mendapatkannya. “hal yang dihargai pada suatu negeri akan tumbuh disana” seperti ilmu kedokteran yang tumbuh pesat di Skotlandia.

Keterbatasan tanah subur yang kurang dari 10% dari wilayah memunculkan kejeniusan bidang pertanian. James small menciptakan alat bajak baru yang menyebar luas dan menjadikan Skotlandia memiliki lahan pertanian lebih luas lagi.

James Watt yang selama ini kita percayai sebagai penemu mesin uap lebih tepatnya adalah perubah besar mesin uap. Thomas Newcomen adalah pencipta mesin uap sebenenarnya, 50 tahun sebelum perbaikan besar oleh James Watt menjadikan mesin uap lebih praktis. Paul Valery menyatakan bahwa “perlu 2 orang atau lebih untuk membuat apapun” orang pertama menyusun ide dasar dan yang kedua menyempurnakan. Sama halnya dengan yang dilakukan James Hutton, seorang ahli geologi (pada saat itu geologi belum dikenal) yang mengungkap teori umur bumi dalm bukunya Theory of the Earth. James memiliki kemampuan yang buruk dalam menyampaikan ide, entah secara verbal maupun tulisan. John Playflair lah yang memperbaiki tulisan James dan membuatnya lebih menarik. kasus semacam ini terjadi pada banyak Jenius lainnya. Charles Darwin tidak akan menrumusan teori evolusi sebelum dia membaca karya James Hutton, Aristoteles menanggapi Plato, Geothe menanggapi Kant.

James Hutton disebut sebagai jiwa yang tersesat. Dia adalah petani yang belajar ilmu kedokteran, lalu menjadi pengacara dan kegiatan yang disukainya dalah mengumpulkan batu-batu dan akhrinya menjadi ahli geologi. Spesialisasi yang dipelajari pada ilmu kedokteran adalah sistem peredaran darah, dan dia mengaplikasikannya pada ilmu geologi dan gunungapi Athur sebagai laboratoriumnya. James membuktikan bahwa kejeniusan juga berarti mengbubungkan tiap-tiap ilmu pengetahuan yang belainan.

Berbeda dengan sekolah lain di dunia yang pada umumnya mengakang kreatifitas dan imajinasi dengan kurikulum yang kaku, sekolah di Edinburgh sebaliknya. Sekolah di Edinburgh memberikan kesempatan pada siswanya untuk belajar dengan dalam suatu ilmu pengetahuan, bukan secara luas. Pembelajaran berlangsung 2 arah dan siswa (bahkan mahasiswa) dituntuk berfikir kreatif dan kritis. Dalam memahami ini kita harus sepakat bahwa ilmu pengetahuan tidak sama dengan kejeniusan. Dalam buku dicontohkan bahwa Einstein bukan orang yang serba tahu tentang fisika, dia juga bukan orang yang paling berpengaruh dibidang fisika, tapi dia dengan dalam mempelajari teori relativitas. Begitupun Adam Smith (tangan gaib kapitalisme) memperkenalkan karyanya “Weatlh of Nation” pada mahasiswa yang rata-rata berusia 14 tahun. Spesialisasi tidak mengurung, malah semakin dalam sesuati dipelajari maka semakin baik, namun tetap harus kritis dan tetap terbuka dengan disiplin ilmu lain karena sebenarnya semua ilmu pengetahuan itu berhubungan.



Khairisa


0 komentar: