Rabu, 15 Februari 2017

Apapun Selain Hujan

Buku ini tamat saya baca dalam waktu 2 hari di sela-sela mengisi hari libur. Belakangan ini saya memang sedang memburu karya Orizuka, gara-gara membaca buku tetraloginya 4R, meskipun sejujurnya saya belum banyak baca karyanya, malah dulu mikirnya kalau Orizuka ini penulis Jepang dan ternyata saya ketipu sama nama pena-nya.

Bab awal novel ‘Apapun Selain Hujan’ bercerita tentang seorang tekwondoin yang tanpa sengaja ‘membunuh’ lawannya di arena pertandingan. Saya senang dengan BAB awal yang menyentak seperti ini, to the point pada permasalahan tokoh utama dan tentu saja bikin penasaran. Bagaimana ‘dia’ akan menjalani hidupnya? Apalagi lawannya tersebut adalah sahabat terbaiknya.

Kejadian itu berlangsung saat hujan, mungkin karena itu judul novel ini menjadi  “Apapun Selain Hujan”. Setiap hujan Wira (si tokoh utama) selalu teringat sahabatnya Faiz, yang mati di tangannya. Alhasil setiap hujan datang Wira selalu merasa mual, trauma, dan mengingatkannya tentang luka dalam tersebut.

Dalam novel ini, tokoh utama digambarkan dengan sangat kuat, dalam arti saya sebagai pembaca seakan mengerti gimana perasaan Wira. Memutuskan untuk melarikan diri, pergi sejauhnya, meninggalkan mimpinya barangkali menjadi sesuatu hal yang wajar dilakukan. Tentu saja Wira memiliki alasan yang kuat untuk itu.

Kepribadian Wira juga berubah drastis sejak kejadian itu, menjadi tertutup, penyendiri, ia juga membatasi diri dalam berteman. Sampai akhirnya ia dipertemukan seorang gadis yang sama-sama tekwondoin, bernama Kayla. Nah, di novel ini Kayla digambarkan tipe cewek tekwondoin yang sangat percaya diri, berani menyerang duluan dalam artian suka kasih kode-kode ke Wira. Menurut saya itu perpaduan karakter yang pas dan bikin tulisannya jadi semakin manis dan romantis.

Kehadiran Kayla dalam kehidupan Wira membuka sedikit demi sedikit luka dalam Wira, tentang cinta pertamanya, tentang impiannya, tentang hujan, tentang masa lalu yang susah payah ingin dilupakan, tentang persahabatan. Nah, kalau saya ambil kesimpulan dari novelnya bisa ditarik benang merahnya, sejauh apapun kita ingin melupakan masa lalu, sepahit apapun masa lalu, kita tidak akan pernah bahagia kalau kita tidak bisa berdamai dengannya. Karena kita ada sekarang, atas jasa masa lalu kita.

Kira-kira itu pelajaran yang saya dapatkan saat membaca buku ‘Apapun Selain Hujan’

Meskipun alurnya terkesan lambat tapi saya sangat menikmati gaya tulisan Orizuka, dia meracik tulisan yang mudah dipahami, menampilkan karakter terbaik, karakter pendukung juga tidak sekadar numpang lewat atau tempelan saja tapi ada humor di dalamnya. Untuk idenya sendiri, meskipun sudah banyak novel tentang hujan tapi saya sangat terhibur dengan cara Orizuka bercerita dan novel ini sukses bikin saya baper.

Nah, buat temen-temen yang suka novel romance. Saya rekomendasikan novel-novel karya 'Orizuka'
\o/

Salam,

Erny Binsa

Judul Buku                 : Apapun Selain Hujan
Penulis                        : Orizuka
Penerbit                      : Gagas Media
Tahun Terbit              : 2016

Jumlah Halaman       : 288 halaman


0 komentar: