Minggu, 05 April 2015

Bukti Kebenaran Al-Qur’an



Resume 3: Indonesia Membaca
Oleh: Try Antika
Judul                    : Bukti Kebenaran Al-Qur’an
Penulis                 : Abdullah M. Al-Rehaili
Penerbit               : PADMA
Tebal Buku          : 160hal 




Buku ini saya baca bukan atas landasan adanya keragu-raguan di dalam diri atas keshahihan Al-Qur’an, tapi lebih ke ketertarikan akan bagaimana Al-Qur’an kaffah dalam setiap urusan kehidupan, termasuk didalamnya urusan dalam bidang  sains. Buku ini membahas banyak hal, akan tetapi, mungkin Saya hanya akan fokus dengan beberapa hal yang berhubungan dengan studi saya, yakni Geofisika, tentang kebumian.:)
Dalam Bab 10, Geologi dan Asal Usul Bumi. Teori Big Bang yang dikemukakan oleh banyak Ilmuwan, halnya telah termaktub dalam QS. Al Anbiya’: 30 1400-an tahun yang lalu, yakni “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?”.
Fakta lain dalam pertumbuhan dan perkembangan bumi adalah akan ada satu masa dimana cuaca akan berubah. Saat ini kita mengenal bahwa daerah paling dingin di muka bumi adalah daerah Kutub Utara, dimana gunung-gunung es menjulang mempengaruhi suhu di daerah tersebut dengan sangat hebat, dan gunung-gunung ini dalam perlahannya terus mengalami pergerakan ke arah selatan, yakni menuju daratan Jazirah Arab. Hal ini menjelaskan bahwa Jazirah Arab akan menjadi satu dari daerah yang paling sejuk dan paling basah di dunia nantinya. Fakta ini diperkuat dengan kondisi cuaca di dunia saat ini, bahwa sedang berlangsungnya badai es/ salju di utara Eropa dan Amerika setiap musim dingin. Fakta ini pun telah menjadi pengingat bagi kita akan janji Allah tentang akan datangnya Yaumul Qiyamah, dimana Rasulullah pernah bersabda bahwa: “Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kita sampai daratan Arab itu sekali lagi akan menjadi padang rumput dan dipenuhi dengan sungai.” Waallahu a’lam.
Selanjutnya, dalam Bab 11, Geologi. Para Ahli Geologi Dunia dalam penelitiannya telah menyatakan bahwa daratan terendah di dunia adalah terdapat di permukaan Laut Mati di Yordania, dengan ketinggian hanya sekitar 417m (1349kaki) dibawah permukaan laut. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam QS. Ar-Ruum: 1-3, yakni “Alif Laam Miim. Bangsa Romawi telah dikalahkan. Di negeri terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang.”Siratan makna dari negeri terdekat disini adalah bisa bermakna negeri yang terendah. Prof. Palmer, Seorang Ahli Geologi di Amerika pun turut menyatakan bahwa, secara geologi, daerah terendah di dunia adalah Laut Mati, Yarussalem (Palestina) seperti yang telah disebutkan di awal tadi.
Dalam Bab 12, Gunung. Saat ini, buku-buku geologi sekarang hanya banyak menjelaskan dan menampakkan bagaimana gunung-gunung di bagian permukaan bumi, tapi belum membahas detail bahwa gunung-gunung ini juga tumbuh dan kembang, atau memperluas ke dalam bumi. Ingat QS. An Naba’: 7 yang menjelaskan bahwa, “dan gunung-gunung sebagai pasak?”. Telah benar adanya bahwa gunung-gunung ini juga mengalami tumbuh, kembang, memperluas, mengakar ke dalam bumi sebagai pasak dan penyokong. Dan Allah telah menjadikan adil tentang tumbuh dan kembang gunung-gunung ini dengan aktif, yang mana menimbulkan banyak getaran baik dengan magnitude kecil hingga magnitude besar yang memiliki efek kerusakan di permukaan bumi, tapi Ia izinkan haknya gunung ini untuk tumbuh agar gunung ini mampu menstabilkan kerak bumi atas banyak aktivitas di dalam bumi yang mungkin memiliki efek yang lebih luar biasa dibandingkan dengan gempa-gempa bumi yang kita rasakan selama ini. Buka Al Qur’anmu, :D QS. An Nahl: 15, yakni “Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia Menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”
Terakhir, Bab 13, Laut dan Samudera. Mungkin syiar tentang adanya kejadian pembatas air yang bercampur antara air laut dan sungai telah sering kita dengar. Yakni antara Laut Tengah dan Samudera Atlantik yang jika dilihat dengan bantuan teknologi modern melalui satelit misalnya, akan tampak pembatas diantara pertemuan keduanya. QS. Ar Rahman: 19-20 menjadi ayat yang fenomenal untuk menjelaskan kejadian ini. “Dia membiarkan dua laut mengalir dan (kemudian) keduanya bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.”Kedua laut ini pada dasarnya adalah maraja’, yakni bertemu dan bercampur. Secara penafsiran, ketika dua zat bercampur makan seharusnya tidak ada bidang batas diantaranya, melainkan mereka melebur, lalu mengapa ada bidang pembatas? Hal ini dikarenakan ketika air laut/ sungai saling bertemu, maka akan kehilangan sifat tersendirinya dan menjadi sejenis dengan air yang lain. Pada suatu jalan, pembatas ini menjalankan sebuah peralihan area sejenis untuk dua macam air, sehingga tampaklah bidang pembatas.
Wallahu a’lam.
Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?
Begitu resume Saya pagi ini, mohon maaf akan ketelatan yang terjadi, dan atas tulisan resume yang melompat-lompat.
Oleh: T2. IM3

0 komentar: