Minggu, 05 April 2015

Creative Learning: Strategi Pembelajaran untuk Melesatkan Kreatifitas Siswa



Kategori          : Buku Non Fiksi, Education
Judul               : Creative Learning: Strategi Pembelajaran untuk Melesatkan Kreatifitas Siswa (Pendahulan dan BAB 1)
Penulis             : Florence Beetlestone
Penerbit           : Penerbit Nusa Media
Peresume         : Puspita (IM 1)




Pendidikan harus menunjukkan bagaimana energi dan kemampuan kreatif secara terus menerus mengembangkan konteks, konten dan kualitas hidup manusia” (Kurikulum Nasional Norwegia)
Norwegia selama ini dikenal sebagai negara kaya yang menggaji warga pengangguran di negaranya. Namun, rupanya juga dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi kreativitas dalam pendidikan. Bahkan Florence, sang penulis yang berasal dari Inggris mengatakan bahwa dibandingkan dengan Inggris, penerapan kreatifitas dalam pembelajaran di Norwegia lebih melekat kuat. Padahal jujur sih, melihat sekolah yang menerapkan kurikulum Cambridge dari Inggris saja saya sudah dibuat terbengong-bengong. Meskipun, tidak semua orang mempunyai definisi yang sama mengenai makna kreativitas.
Florence memberikan berbagai macam pemaknaan mengenai kreativitas dalam buku ini. Sebagai bentuk pembelajaran, kreatifitas merupakan alat bantu yang menjelaskan hal-hal abstrak dengan melibatkan skil keingintahuan, kemampuan menemukan, eksplorasi, pencarian kepastian  dan antusiasme. Kreatifitas juga bisa dianggap sebagai representasi, dimana ia adalah proses pengungkapan atau ekspresi gagasan dan perasaan dengan berbagai cara.
Dalam sebuah proses pembelajaran kreatif, seorang guru hendaknya memiliki komitmen, pengetahuan tentang pokok bahasan, pengetahuan tentang teknik/skill dan keterlibatan dengan tugas. Ada suatu bahasan menarik di dalam bab ini. Di dalam buku ini diceritakan tentang sekelompok anak yang sedang mengobservasi boneka Rusia sambil melingkar. Proses duduk melingkar yang sepertinya biasa saja ini memiliki beberapa manfaat yang penting, antara lain:
  1. Setiap anak akan merasa dihargai sebagai pribadi dengan status setara.
  2. Lingkaran dapat meningkatkan harga diri dan status social
  3. Lingkaran adalah sebuah mekanisme terkontrol, dimana guru dibebaskan dari peran pengelola.
  4. Pemikiran kreatif meningkat ketika setiap anak diminta merenung dan mengekspresikan
  5. Guru yang mencatat komentar anak akan membuat anak merasa pendapatnya dihargai.
  6. Proses pencatatan dapat mengembangkan kecerdasan literasi.
  7. Mendiskusikan berbagai masalah bisa terus diupayakan.
Sekian untuk resume bulan ini mengenai creative learning. Selamat berkreasi!!!!

Puspita
IM 1

0 komentar: