Minggu, 14 Mei 2017

Bagaimana Muslimah Memanfaatkan Waktu



Bagaimana Muslimah Memanfaatkan Waktu

Alhamdulillah ala kulli hal atas nikmat kesehatan dan waktu luang untuk bisa memperpanjang nafas di grup IM. Buku ini pernah saya baca sewaktu SMA dan beberapa minggu lalu saya temukan lagi saat sedang merapikan buku-buku di lemari buku. Bagaimana muslimah memanfaatkan waktu? Terus terang saya kembali penasaran dengan isinya dan lebih penasaran lagi apakah saya sudah berada dalam arahan yang benar dalam memanfaatkan waktu seperti yang akan dibahas dalam buku ini atau tidak. Buku ini sangat tipis namun dibagi menjadi 6 bab penjelasan yang menghadirkan contoh-contoh kisah teladan  dan aktivitas yang berkenaan dalam pemanfaatan waktu bagi seorang muslimah. Pemanfaatan waktu yang optimal untuk membentuk muslimah yang bijak dan bermanfaat sebagai modal pembangunan umat, insyaAllah.


Bab pertama diawali dengan beberapa landasan pokok dalam pembahasan waktu, salah satunya adalah landasan ‘mengetahui tujuan penciptaan manusia’. Sesuai dengan landasan yang pertama yaitu di surat Adz-Dzariyat: 56, “Dan tidaklah kami ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku”, dijelaskan di buku ini tentang konsep ibadah yang dimaksud menurut para ulama yaitu ibadah adalah yang mencakup semua yang disukai Allah dan yang diridhai-Nya, berupa perkataan serta perbuatan lahir dan bathin (hlm. 14). Dengan demikian hendaklah manusia selalu membayangkan bahwa dirinya adalah hamba Allah baik diwaktu shalat atau diluar shalat, diwaktu sempit maupun lapang, dan merasa selalu diawasi Allah karena setiap waktu yang digunakan adalah dalam rangka beribadah kepada Allah.

Dikisahkan Asma binti Yazid Ibnus Sakan r.a., yang datang menemui nabi sebagai utusan para wanita, yang bermaksud menanyakan tentang nasib perempuan yang merasa terbatas dan terkekang karena tidak bisa menjemput pahala seperti laki-laki dengan banyaknya perkumpulan, jamaah, perintah melayat, perintah berjihad dsb sedangkan perempuanlah yang menjaga harta mereka, menenun kain, menjaga rumah mereka, dan mendidik anak-anak mereka. Kemudian atas pengaduan perempuan ini, Rasulullah berkata, “Wahai perempuan, pahamilah dan beritahukanlah kepada para perempuan yang ada dibelakangmu bahwa pengabdian seorang perempuan pada suaminya, mencari keridhaanya, dan mengikutinya, maka kedudukannya sama dengan itu semua (pekerjaan yang dilakukan oleh lelaki)!”.

Landasan lainnya di bab ini adalah ‘bila waktu tidak dipergunakan untuk hal-hal yang bermanfaat maka ia akan dipergunakan untuk hal-hal yang tidak baik’. Saya sudah seringkali mendengar tentang hal ini, namun masih suka menyangkalnya dengan dalih ‘sesuatu yang tidak bermanfaat belum tentu juga tidak baik, karena manusia butuh hiburan wkwk’ namun dibuku ini dijelaskan kenapa waktu yang tidak diisi dengan hal yang bermanfaat bisa menjurus menjadi waktu yang berbahaya dan sia-sia, yaitu karena tabiatnya manusia tidak bisa tinggal diam. Al-‘Alamah al-Manawi Rahimahullah berkata, “Bila manusia kosong dari kegiatan maka batinnya akan sibuk dengan hal-hal yang mubah yang tidak menolongnya dalam masalah agama, zahirnya akan kosong, hatinya memang tidak kosong tapi setan bersarang dan bertelur serta beranak hingga menurunkan keturunan yang sangat cepat melebihi kelahiran hewan. Dari sana dikatakan, waktu kosong bagi seorang lelaki adalah kelalaian, sedang bagi perempuan adalah nafsu syahwat.” (hlm. 20).

Bab selanjutnya membahas mengenai hadist-hadist tentang pentingnya waktu. Salah satunya adalah hadist “Ada dua kenikmatan yang sering membuat manuasia terperdaya; sehat dan waktu kosong”. Tanpa kita sadari bahwa nikmat sehat dan waktu luang memang baru terasa berarti justru ketika kita sudah melewatkannya, di buku ini diberikan beberapa kisah dan perumpamaan golongan orang-orang yang lalai dan sibuk dengan keuntungn dunia dan tidak memanfaatkan setiap kesempatan yang ada dengan ketaatan kepada Allah.

Bab ketiga memberikan contoh-contoh para ulama khususnya shahabiyah dalam memanfaatkan waktu. Adalah Aisyah, istri Rasulullah, kalaulah ilmunya di timbang dengan ilmu semua perempuan maka ilmu Aisyah pasti lebih berat daripada ilmu semua perempuan. Semua ilmunya tersebut diperolah dengan kemampuannya menjaga dan memanfaatkan waktunya dalam belajar. Kemudian Nafisah binti Al-Hasan bin Zaid Ibnul Hasan bin Ali bin Abu Thalib r.a. yang seorang buta huruf namun hafal al-Qur’an dan banyak hadist yang diterima dari Rasulullah. Wanita inilah yang menjadi salah satu syekh (guru) nya Imam Syafi’i serta banyak kisah-kisah shahabiyah lainnya yang terkenal dengan ilmunya, kepandaiannya, serta kesabarannya dalam menjalani hidup dan mengisi waktunya dengan hal-hal yang bermanfaat.

Bab-bab selanjutnya berisi hambatan muslimah dalam memanfaatkan waktunya seperti mengandai-andai, mengerjakan perkara sepele dan cenderung haram, salah memilih idola, perasaan kurang (minder) terhadap apa yang dilakukan, hawa nafsu, dan kebanyakan tidur. Hal-hal yang membantu dalam menjaga waktu yaitu selalu merasa diawasi Allah (muraqabah), mengetahui wakt-waktu utama, kesadaran terhadap peran dan kewajiban sebagai seorang muslimah, dan memilih teman yang shalih. Sedangkan intinya, aktivitas yang dilakukan muslimah dalam waktu senggang salah satunya adalah membaca buku bermanfaat.

Buku tipis enam puluh halaman ini menurut saya cukup sulit diresume karena isinya yang masuk kategori “daging semua” buat saya. Membacanya berulang-ulang pun tak bosan, sehingga direkomendasikan untuk dibawa kemana-mana sebagai pengingat akan pentingnya memanfaatkan waktu supaya tidak sia-sia. Akhir kata, semoga waktu yang saya pakai untuk membuat resume ini termasuk kategori yang bermanfaat dan jadi pengingat untuk kawan semua. Selamat meneruskan membaca, selamat hari Senin!

Judul Asli : Kaifa Taqdhil Mar’atul Muslimah Waqtaha
Judul Buku : Bagaimana Muslimah Memanfaatkan Waktu
Nama Penulis : Dr. Sulaiman Bin Hamd Al-Audah
Penerbit : Gema Insani Press
Tahun Terbit : Cetakan Kedua 2003
Jumlah Halaman : 63 halaman

Bandar Lampung, 10 April 2017
Mustika Rizky Amalia

0 komentar: