Minggu, 14 Mei 2017

The Architecture Of Love

The Architecture Of Love
Pertama kali denger tentang buku ini waktu ikut pelatihan menulisnya mb Rosi L Simamora. Sebagai editornya, mb Rosi banyak ambil contoh kasus tentang masalah penulisan/editing  dari buku ini. Jadi sedikit banyak mendorong saya untuk baca  bukunya. Dan alhamdulillah ada gebyar diskon 43ribu kemarin, jadinya  kesampaian juga.

Sejak halaman pertama, novel ini langsung terasa menarik dan ngga bosenin. Bahasa yang ringan khas novel metropop. Ibarat makanan, novel ini sejenis makanan jajanan, mudah dicerna, cepet habis dan ngga bikin kenyang.
Hal yang menarik bagi saya adalah walaupun  khas novel percintaan, tapi ceritanya ngga terlalu mudah ditebak, sedikit lebih berwarna. Setelah selesai baca halaman terakhir, baru saya paham, hal itu karena ternyata novel ini merupakan novel #pollstory. Novel yang jalan ceritanya ditentukan berdasarkan polling pembaca di tweeter. Ngga heran langsung jadi best seller, karena udah banyak yang tau walau belum selesai dibuat. Dan ini menjelaskan kenapa ada beberapa detil yang saya rasakan agak ngga konsisten tentang logika ceritanya di awal..
Catatan tambahan tentang novel ini adalah banyak banget kalimatnya yang pake bahasa inggris tanpa diterjemahin. Jadi siap siap aja buka gugel translet selama baca. Menurut mb Rosi, pilihan pake bahasa inggris tanpa diterjemahin ini memang maunya Ika Natassa, karena ungkapan yang diinginkan ngga akan sama rasanya kalau dituliskan pake bahasa Indonesia. Hmm..
The architecture of love  bercerita tentang Raia dan River.. dua insan manusia yang dipertemukan tuhan saat keduanya sedang dalam kondisi “tersesat”. Hal yang membuat sy menikmati novel ini adalah karena karakter tokoh Raia  mengingatkan saya akan salah satu tokoh di grup IM ini. Jadi, sambil baca sedikit banyak saya ngebayangin dia..
Tapi, sebetulnya di luar hal hal yang udah ditulis di atas, novel ini jadi perhatian bagi saya karena tokoh Raia ini profesinya penulis. Penulis novel best seller, terkenal, yang tiba tiba sesuatu terjadi dalam hidupnya dan.. BANG!! Kemampuan merangkai katanya hilang tak berbekas. Makna kiamat bagi seorang penulis adalah ketika ia kehilangan kemampuan menulisnya.. dan itu lah yang dialami Raia.
Untuk pembaca yang ingin belajar menulis (kayak saya..), novel ini layak dibaca karena sedikit membuka rahasia tentang dunia penulisan, beberapa tips tentang bagaimana memulai sebuah cerita, dan menurut saya ini nilai tambah yang menarik.
Selain itu juga sebagaimana judulnya  ada kata “architecture “, buku ini diberi tambahan beberapa pengetahuan tentang bangunan. Hal ini  menyadarkan saya.. kalau pengen punya anak yang berprofesi arsitek, baiknya sy mulai sering ngajak dia liat liat dan ngobrolin tentang bangunan.
Terakhir, satu hal yang mengganggu saya dari novel ini ada dibagian: ada kejadian  River cium pipi Raia.. padahal sebelumnya River baru aja diceritain solat tahajud.. buat saya ini bagian yang mengganggu.


Judul: The Architecture of Love
Penulis: Ika Natassa
Penerbit: GPU
Jumlah Hal: 292
Trisa Yunita

0 komentar: