Minggu, 14 Mei 2017

MENGELOLA SIBLING RIVALRY


MENGELOLA SIBLING RIVALRY

Menikah bagi kaum muslimin adalah gerbang untuk meraih predikat keluarga sakinah yang termanifestasikan adab maupun aturan Islam dalam keseluruhan anggota keluarga. Dalam bahtera rumah tangga, Allah SWT beri kesempatan manusia untuk berinvestasi melalui keturunan. Setiap muslim berkeinginan agar kualitas anak-anaknya mampu membentuk kekuatan sekaligus kemuliaan. Alangkah besarnya keuntungan bagi mereka yang berjuang menambah jumlah dan kualitas umat Islam. Maka menikahlah supaya menjadi orang tua yang belajar menangani persaingan antarsaudara kandung (sibling rivalry), begitulah pesan penulis pada awal pembahasan.

Setiap anak dilahirkan memiliki karakter dan potensi yang berbeda. Perbedaan itulah yang berpotensi terjadinya konflik di antara kakak dan adik. Pernah melihat yah saat ada anak kecil (kakak-adik) bertengkar lalu saling mencubit dan memukul karena berebut mainan. Biasanya, akhir episode mereka adalah akan saling menangis. Atau pernah mengalaminya sendiri di waktu lampau?

Pada kenyataanya, setiap ada kakak beradik niscaya akan terjadinya sibling rivalry. Wajar. Toh, pertama kali peristiwa persaingan antarsaudara telah dilakukan Habil dan Qabil. Hanya saja, orang tua perlu belajar mengelola sibling rivalry agar tidak berdampak negatif bagi perkembangan jiwa buah hati. Siapa pun tidak menginginkan akhir cerita seperti Habil dan Qabil terjadi dalam kehidupan anak-anak kita.

Sibling rivalry sering kali dimulai dari kakak saat ia sudah cukup usia untuk merasakan kecemburuan. Kesamaan usia kakak dan adik menjadikan pula kesamaan hal-hal yang dicemburui. Dalam beberapa kasus, justru adiklah yang cari gara-gara duluan. Terlebih jika orang tua tidak seimbang dalam membela kedua belah pihak. Bisa dipastikan anak merasa sakit hati dan mengaggap orang tuanya tidak adil. Dampaknya, rasa dendam ia tumpahkan pada saudaranya.

Bagaimana komposisi sebuah keluarga mempengaruhi terjadinya sibling rivalry. Penulis menyarikan beberapa riset yang membuktikan bahwa pola hubungan persaudaraan pada keluarga yang hanya memiliki anak laki-laki saja atau perempuan saja berbeda dengan keluarga yang beranak campuran. Saudara dari gender yang sama akan lebih kokoh hubungan persaudaraan mereka jika dibandingkan dengan saudara dari gender yang berbeda. Alasannya kemudian dapat ditemukan lebih dalam dalam buku ini.

Terlepas dari beberapa dampak buruk yang mendominasi, sibling rivalry memiliki sisi baik yang dapat dimanfaatkan oleh para orang tua demi pengembangan kepribadian anak. Istilahnya, better sibling rivalry yang dapat menjadikan antarsaudara berlomba-lomba berbuat kebaikan ataupun berprestasi. Pengkondisian ini memerlukan kesungguhan orang tua dan tetap hati-hati dalam memotivasi anak. Salah-salah, bukannya keridhaan Allah sebagai tujuan persaingan tetapi malah sekadar mendapatkan perhatian orang tua atau orang yang dikaguminya.

Saat antarsaudara bertengkar, sejatinya mereka sedang mengasah keterampilan sosial yang melibatkan bahasa dan emosi. Pandai-pandai orang tua saja untuk mengelolanya. Beberapa tips jitu mengelola sibling rivalry tertulis ke dalam langkah-langkah operasional yang mudah dimengerti bagi para orang tua. Buku yang dilengkapi dengan tabel quisioner ini, membantu orang tua memetakan sudah sejauh mana mereka telah mengambil langkah yang tepat dalam mengelola sibling rivalry. Kemudian, orang tua dapat menyadari kekeliruan yang telah terjadi dan tentu saja penulis piawai menyulut semangat orang tua untuk tak henti berjuang.

Membaca buku ini, mengingatkan kita semua bahwa mendidik anak-anak serupa menanam benih pohon yang dapat menghasilkan manfaat ketika telah besar. Apalagi lanjutan pantun berakit-rakit dahulu, berenang-renang kemudian bisa menjadi pelipur orang tua di kala tua bahkan saat telah di kalang tanah. Siapa yang tidak ingin mendapatkan anak yang sholeh meskipun harus berjibaku dengan yang namanya sibling rivalry.

Sebab tipisnya buku ini, cocok sekali dibaca oleh para ibu yang senantiasi multitasking. Cocok juga bagi ayah yang lagi suntuk dengan pekerjaan. Bagaimanapun juga penulis menghadirkan buku ini karena masyarakat membutuhkan kehidupan sosial yang lebih baik. Terlepas dari beberapa kelemahan layout yang bisa sedikit mengganggu. (NT)

Judul buku: Mengelola Persaingan Kakak Adik
Penulis: Ummu Harits
Penerbit: Afra Publishing
Tahun terbit: 2008
Jumlah halaman: 168

Novi Trilisiana

0 komentar: