Minggu, 14 Mei 2017

Rumah Main Anak 2

Mendampingi Anak Melewati Masa Emasnya

Para ahli meyakini pesatnya perkembangan otak terjadi pada masa anak-anak. Maka penting sekali bagi orang tua untuk memilihkan permainan untuk yang bisa menanamkan nilai-nilai positif dan kebaikan pada mereka. Pada usia itu pula anak-anak masih berada di rumah. Belum sekolah. Maka orang tua menjadi guru pertama bagi sang anak. Guru dan sekolah adalah partner orang tua dalam mendidik anak. Pendidikan utama bagi buah hati adalah orang tuanya sendiri.

Melalui permainan terselip nilai-nilai karakter yang tertanam kuat dalam jiwa anak dan lekat membekas hingga dewasa. Pendidikan secara tak langsung (indirect) diyakini bertahan lama dalam diri seseorang. Salah satu pendidikan untuk anak-anak adalah melalui permainan.

Kemajuan teknologi menghadirkan permainan atau game lewat gawai. Permainannya menarik dan modern, namun merupakan permainan semu, tidak nyata. Padahal pengalaman nyata akan memberikan bekas yang lebih lama tersimpan dalam memori anak-anak.

Pada usia dini, anak-anak memiliki energi yang berlimpah. Memiliki rasa ingin tahu yang besar. inilah yang seharusnya dimengerti betul oleh orang tua. Bahwa permainan itu akan dilakukan oleh anak dengan penuh antusias.
            Buku Rumah Main Anak 2, ini sebagai kelanjutan Buku Rumah Main Anak, yang telah sukses menjadi Best Seller. Terbitan pertamanya telah terjual 13.000 eksemplar. Dari testimoni dari pembaca buku pertama menyiratkan apresiasi dan kepuasan. Buku Rumah Main Anak 2 ternyata tidak kalah kreatif dan mengesankan.
 Dengan belajar dari buku ini, orang tua dapat memberikan permainan nyata kepada anak. Untuk orang tua yang mati gaya saat menemani anak, buku ini adalah pilihan yang tepat. Pembaca tinggal mempraktikkan permainan –permainan edukatif yang ada di buku.
Tapi mungkin pembaca dibuat tidak bisa membaca buku sampai habis. Melainkan mencoba satu persatu permainan. Memprakraktikkannya bersama sang buah hati. Begitu pula saya, belum membaca habis buku ini. Yang sebetulnya punya isteri saya. J. Justru disitulah kelebihan buku ini. Bersifat aplikatif.

Buku ini hadir agar para orang tua bisa memiliki kreativitas permainan yang mendidik dengan berbagai peralatan sederhana. Orang tua tetap setia mendampingi anak bermain. Menjadi sarana mempererat kedekatan orang tua terhadap anak.
Orang tua perlu memahami kategori permainan pada anak usia dini. Ada kalanya si kecil ingin bermain sendirian, adakalanya pula ia ingin ditemani. Untuk itulah, kita perlu mengetahui kategori bermain pada anak. Kategori tersebut antara lain:
Solitary play. Anak bermain sendiri tanpa mengambil bagian/tanpa memperhatikan permainan orang lain yang berada di dekatnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2 tahun. Contohnya, saat anak bermain sepeda di taman, dan dia tidak berinteraksi dengan anak lainnya.
Parallel play. Pada saat anak bermain sendiri dengan mainan yang sama dengan temannya, namun dia lebih banyak bermain sendiri daripada memperhatikan apa yang temannya lakukan. Parallel play adalah tahapan transisi dari bermain sendiri ke bermain kelompok. Contohnya, anak dan temannya sedang menggambar, namun sibuk dengan gambarnya masing-masing.
Associative play. Merupakan kegiatan saat anak bermain bersama anak yang lain, berbagi mainan yang sama, namun tidak banyak berinteraksi. Biasa terjadi pada anak usia 3-4 tahun. Contohnya adalah bermain boneka. Namun hanya berinteraksi sedikit saat boneka tersebut bertemu. Selebihnya, mereka bermain dengan bonekanya masing-masing.
Cooperative play. Merupakan kegiatan anak saat bermain secara aktif bersama teman-temannya dalam kelompok. Pada kategori ini, anak-anak mulai menerapkan aturan dan peran yang dilakukan setiap anak dalam bermain. Anak-anak juga mulai belajar bernegosiasi, berbagi, dan bertukar pikiran. Contohnya saat anak bermain engklek, monopoli, dan lainnya. (Halaman 120)

Permainan di dalam buku ini sangat memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai kemampuan motoriknya. Permainan yang melibatkan indera pendengar, pencium, peraba, penglihatan, dan alat gerak. Isteri saya yang sudah mencoba permainan di dalam buku ini, kemudian mempostingnya, mendapat respon luar biasa dari teman-teman di facebooknya. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa isteri saya kreatif. Padahal...permainan itu diambil dari buku Rumah Main Anak ini.

Tampilan buku yang full colour (penuh warna) membuat mata kita enak membacanya. Disetiap sajian permainan dilengkapi dengan keterangan permainan, alat, bahan, cara membuat, cara bermain dan manfaat aktivitas ini sehingga pembaca benar-benar dimanjakan dengan menu di buku ini. Tidak hanya orang tua saja yang bisa memanfaatkan berbagai kegiatan permainan di buku ini, para guru PAU, TK, TPA dan SD pun bisa memanfaatkannya sebagai selingan pembelajaran di sekolah. Sebab permainannya unik dan asyik serta aplikatif. Justru penulisnya lebih dahulu mempraktikkannya sendiri. Menjadi jaminan bahwa permainan-permainan di buku ini sangat mungkin untuk dilakukan.

Judul                            : Rumah Main Anak 2
Penulis                         :
Penerbit                       : Sahabat Sejati Publishing
Tahun                          : Agustus, 2016
Jumlah halaman           : 283 halaman
ISBN                            : 978-979-15849-5-1
Peresensi                      : Supadilah

0 komentar: