Minggu, 14 Mei 2017

Bekerja Jadi Ibadah



Bekerja Jadi Ibadah 

"... Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."(QS. Attaubah: 105)

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS. Al Jumuah: 10)


Buku mini ini berisi daging semua. Mengupas tuntas mengenai bekerja, agar bekerja bisa menjadi ibadah. Mengajak kita menyelami kiat praktis agar pekerjaan kita selain mengantarkan kita pada kesuksesan di dunia, juga mengantarkan kita pada kebahagiaan akhirat. Dijelaskan dengan metode 5AS: kerja kerAS, kerja cerdAS, kerja tuntAS, kerja berkualitAS, dan kerja ikhlAS.

Berbicara tentang bekerja, Nabi Muhammad Saw sebagai manusia yang paling mulia dan suri teladan bagi kita saja beliau bekerja. Pernah sebagai penggembala ternak milik orang lain maupun berdagang. Demikian pula dengan nabi dan rasul terdahulu. Tidak ada yang berpangku tangan dalam menjemput rezeki Allah. Nabi Adam beliau seorang petani, nabi Nuh sebagai tukang kayu, nabi Ibrahim berkebun, nabi Yusuf pegawai negara, nabi Daud sebagai pandai besi, dan lain-lain.

Lantas, pekerjaan apa yang paling utama? Apakah yang paling besar pendapatannya? omsetnya? Yang paling rapih penampilannya?

Saat ini tidak sedikit manusia yang keliru memahami pekerjaan yang paling baik. Biasanya materi. Uang menjadi patokannya. Semakin besar uang yang didapat dari suatu pekerjaan, maka pekerjaan tersebutlah yang paling baik. Padahal tidak demikian.

Rasulullah pernah ditanya, "Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?" Beliau bersabda, "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi)." (HR. Ahmad)

Berbahagialah siapapun yang diberi kesempatan untuk bekerja. Kesempatan dalam arti memaksimalkan potensi pada diri kita sebagai ikhtiar menjemput rezeki.

Pantang bagi orang beriman berpangku tangan, mengharap belas kasihan orang lain, apalagi sampai meminta-minta. Ia akan memaksimalkan potensi yang dimiliki sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas karunia berupa akal pikiran, anggota tubuh, waktu, atau kesempatan.

Orang beruntung adalah orang yang berusaha lahir dan ia sempurnakan usahanya dengan tawakal kepada Allah. Sikap ini akan menuai jaminan Allah di dunia dan akhirat.

Bekerja keras, berarti bekerja yang diiringi dengan iman yang kuat. Karena apalah artinya bekerja keras namun yang dipikirkan hanya uang dan uang. Apalah artinya keuntungan berlipat-lipat di dunia, sedangkan di akhirat merugi. Padahal kehidupan kita sesungguhnya adalah di akhirat kelak.

Bagian yang paling saya suka, Bekerjalah dengan ikhlas. Pilih tempat bekerja yang memudahkan kita senantiasa dekat dengan Allah. Kondusif untuk menunaikan kewajiban kita pada Allah. Karena bekerja ikhlas adalah senantiasa merasa Allah hadir dalam setiap kegiatan bekerja kita.

Judul Buku: Bekerja Jadi Ibadah
Penulis: Abdullah Gymnastiar
Penerbit: Emqies Publishing
Jumlah hal: 72 halaman

Amrina Anggrarini

0 komentar: