Selasa, 28 Agustus 2018

Adrift

Red Sky in Mourning: The True Story of a Woman's Courage and Survival at Sea (ADRIFT)
Para pelaut tidak tinggal lama di satu tempat--mereka selalu berkelana. (Hal. 2)

Apa saja buku cerita tentang survival orang yang berhasil selamat dari garis hidup-mati yang pernah kalian baca? Everest? Between a Rock and a Hard Place? atau Alive?. Jika kalian suka dengan kisah biografi orang yang telah berpetualang dan selamat dari berbagai macam cobaan yang tragis, Adrift adalah buku yang harus kalian baca selanjutnya.

Cerita dimulai oleh Tami Oldham dan Richard Sharp yang bertemu di Tahiti. Tami seorang definisi : My Life My Adventure sesungguhnya. Bermodal seadanya, Tami meninggalkan kehidupan lamanya dan pergi berpetualang kemanapun yang dia inginkan dengan menghasilkan uang hasil kerja serabutan. Sedangkan Richard, seorang pelaut berpengalaman yang juga suka pergi kemanapun angina membawa. Suatu saat, mereka bertemu di dermaga dan saling menyukai sampai akhirnya memutuskan untuk dinner dan setelahnya berkencan sungguhan. 

Richard kemudian ditawari pekerjaan, untuk memulangkan sebuah kapal milik pasangan kaya. Kapal Hazana milik mereka harus dibawa dari Tahiti ke rumah mereka di San Diego, yang kebetulan rumah Tami juga. Perjalanan impian bagi Tami yang suka bertualang, dan Richard yang memang seorang pelaut, serta imbalan uang yang akan mereka dapatkan kali ini mampu memuaskan “ego” mereka tentang menjelajahi lautan.

Dalam perjalanan yang berlangsung pada tahun 1983 tersebut, keduanya terjebak dalam Badai Raymond yang kemudian merusak kapal, memberikan luka yang cukup parah, dan membuat mereka terombang-ambing di lautan luas selama 41 hari. Dengan minimnya harapan untuk datangnya kapal yang dapat menyelamatkan mereka, Tami Oldham dan Richard Sharp harus berusaha bertahan hidup dengan sisa makanan yang masih dapat ditemukan di kapal mereka sekaligus menyusun rencana untuk dapat menemukan daratan.

Apa yang paling berbahaya dari terombang-ambing di lautan? Mungkin jawaban yang tepat adalah : berharap dan berhalusinasi. Sering kali Tami, berhalusinasi melihat kapal lewat, daratan terdekat dan bahkan seseorang. Tami yang harus berjuang untuk menjaga agar kapal tetap berlayar, mengobati luka Richard dan menyelam untuk mendapatkan makanan. Tami tidak membiarkan dirinya merengek sekalipun, Tami berjuang mati-matian agar mereka berdua dapat selamat.

Banyak kisah nyata yang sudah dituangkan ke dalam buku maupun film, namun apa yang membuat buku ini begitu istimewa? Buku ini tidak hanya menceritakan tentang pertahanan hidup dari seorang karakter utamanya, namun alur cerita yang maju-mundur dengan romansa Tami dan Richard, justru menjadi penguat inti cerita. Dengan dikisahkannya kisah cinta mereka, pembaca menjadi mengerti bagaimana karakter Tami terbentuk dan tetap dapat bertahan walau terapung tidak jelas selama 41 hari. Dan, terakhir, walau membaca sebuah kisah nyata dan seolah-olah pembaca harus “dipaksa” mengikuti alurnya sampai selesai, di akhir justru pembaca dibuat tercengang dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Tami di 41 hari terombang-ambing.

Cerita dalam buku Adrift, menggunakan sudut pandang aku - oleh Tami Oldham dan bersetting di tahun 1980-an. Adrift pun diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh Tami dan Richard. Sampai saat ini, Tami masih menjadi seorang pelaut dan tak berhenti untuk berpetualang. Buku ini sudah di film-kan dan di perankan oleh Shailene Woodley dan Sam Claflin sebagai aktor utamanya. Saya sangat merekomendasikan untuk membaca dan menonton filmnya, keduanya sangat menarik dan mengajarkan banyak hal, terutama tentang bertahan, cinta dan hidup.

Judul Buku : ADRIFT 
Pengarang : Tami Oldham Ashcraft dan Susea McGearhart
Penerbit         : Qanita
Jml. Hal    : 264
Cetakan         : Pertama, Juli – 2018
Harga : Rp. 46.750 (mizanstore.com)
ISBN : 9786024021252

- Vanda Deosar -

1 komentar:

Isnaini Annisa mengatakan...

Waw, seru yaa kayanyaaa. Menegangkan gitu 41 haru di tengah lautan...