Minggu, 19 Agustus 2018

Api Sejarah (Jilid Kesatu)


Buku ini sudah lamaa nangkring di rak buku. Awalnya semangat banget pengen baca ini buku karena kukira novel eh ternyata bukan, isinya serius banget hahaha. Honestly, bagus isinya, ditengah peredaran buku dan artikel sejarah yang seringkali membingungkan. Kehadiran buku ini bisa memberikan pencerahan khususnya bagi umat Islam yang saat ini sering gaduh, agar kita belajar dari masa lalu bahwa tidak mungkin umat Islam memenangkan perjuangan kala itu jika tak bersatu. Menyimak perjalanan sejarah negara manapun, kemenangan dibangun oleh kekuatan visi dengan perjuangan bersama.

Buku ini dibagi menjadi empat gerbang (begitu istilahnya) dari mulai gerbang (1) Kebangkitan Islam dan pengaruhnya di Nusantara; (2) Masuk dan perkembangan Islam di Nusantara; (3) Politik Islam menjawab Imperialisme Barat; dan (4) Peran ulama dalam membangun kesadaran nasionalisme Indonesia.

Beberapa penulis sejarah menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi, namun di buku inidisebutkan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia jauh sebelum itu bahkan jauh sebelum Nabi Muhammad lahir. Di buku sejarah lain disebutkan bahwa Islam mulai dikenal luas dan diakui sebagai agama resmi di Nusantara sejak masa kerajaan Majapahit saat mendekati masa keruntuhannya. Simbol-simbol Islam melekat bahkan di mata uang yang kala itu beredar. Simbol tersebut diganti setelah kemerdekaan RI tahun 1945.

Islam masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan. Ini menjadi poin penting bagi umat Islam bahwa mayoritas muslim kala itu adalah pengusaha, spirit terbesar mereka adalah sosok Rasulullah dan para Sahabat yang juga menjadi pengusaha-pengusaha sukses. Pasar dari dulu sampai sekarangpun bukan hanya menjadi pertukaran barang dan jasa akan tetapi juga bahasa, ideologi, politik, budaya, agama, pertahanan, dan keamanan. Namun entah mengapa pengusaha muslim saat ini minoritas dan ditengah minoritas ini juga minim spirit dakwahnya.

Pada masa perkembangan Islam di Nusantara sekitar abad 9-15 M, pasar dan pesantren mampu melahirkan kekuasaan politik Islam atau kesultanan karena saat itu pengusaha muslim dengan spirit dakwah menguasai pasar. Saat ini umat Islam belum menguasai pasar (ekonomi), spirit dakwah masih ditataran ulama yang tersegmen dari dunia ekonomi, maka wajar saja jika politik kita saat ini belum berpihak kepada Islam,sejarah membuktikan bahwa siapa yang menguasai pasar dialah yang menguasai politik.

Di buku ini juga dijelaskan tentang Genghis Khan, yang dalam buku sejarah dulu saat di sekolah digambarkan sebagai sosok bengis yang anti Islam dan banyak melanggar nilai kemanusiaan. Referensi sejarah Mongol yang kaitannya dengan penyebaran agama Islam memang sangat minim sehingga interpretasi terhadap Genghis Khan lebih banyak negatif. Di buku ini dijelaskan bahwa setelah runtuhnya dinasti Abbasiyah muncul kekuasaan politik Mongol dibawah Hulagu Khan yang beragama Kristen (Hulagu ini adalah salah satu pemimpin Genghis Khan yang menghancurkan dinasi Abbasiyah).

Salah satu keturunan Hulagu yang bernama Takudar banyak bergaul dengan pengusaha muslim yang menyebabkan dia kemudian masuk Islam. Sejak saat itu Islam mulai menyebar di Mongol bahkan ditetapkan sebagaiagama resmi di Persia dan Imperium Mongol. Hampir seluruh wilayah kekuasaan Dinasti Genghis Khan menjadikan Islam sebagai agama resmi. Bahkan banyak suku-suku yang semula beragama Kristen kemudian menjadi muslim. Namun sejarawan barat nampaknya kurang suka terhadap sepak terjang kaisar Mongol dalam penyebaran Islam bahkan kemudian banyak yang antipati sehingga banyak terjadi pemelintiran sejarah Genghis Khan.

Kekuasaan Genghis Khan yang saat itu dipimpin oleh Kubilai Khan bahkan sampai ke Cina, yang kemudian di Cina dikenal sebagai Dinasti Yuan. Pengaruh Islam di Cina kala itu sangat besar sehingga ditetapkan sebagai agama resmi negara. Dinasti Yuan kala itu juga mengirimkan utusan ke kerajaan Singasari untuk memperluas pengaruh agama Islam di Nusantara. Bukti-bukti sejarah yang berhasil ditelusuri penulis menunjukkan bahwa Islam berkembang pesat di Nusantara karena pengaruh dari pedagang Cina atau Mongol, bukan dari pedagang India (Ghujarat) seperti yang banyak dituliskan dalam buku sejarah sebelumnya. Atau bisa jadi keduanya benar namun wilayah yang pertama kali mereka datangi berbeda.

-bersambung insyaAllah ini baru gerbang 1 dan 2-

Judul Buku      : Api Sejarah (Jilid Kesatu)
Penulis             : Ahmad Mansur Suryanegara
Penerbit           : Suryadinasti
Tahun Terbit    : 2015
Halaman          : 597

Bandung, Oktober 2017
-        - Tri Hanifawati -


0 komentar: