Rabu, 29 Agustus 2018

Walking After You


Buku ini saya selesaikan kurang dari 24 jam. Ini adalah kali kedua saya membacanya.  Tidak ada kata bosan untuk setiap cerita yang dituliskan oleh seorang Windry Ramadhina. Gaya bercerita Windry yang rapi, detail, dan selalu memiliki alur yang lembut membuat semua bukunya terlihat manis dan menjadi favorit!

Terlihat jelas bahwa Windry melakukan riset yang mendalam terhadap dunia masak memasak. Khususnya dalam pembuatan pastry dan spageti. Ide cerita ini diangkat dari kisah Isabella Bliss dan Sofia Bliss, dua gadis kembar yang mahir memasak makanan Italia dan membuat kue Prancis, yang memiliki cita-cita mendirikan restoran bersama.  Mereka hanya dilihat Windry di sebuah acara televisi. Hanya nonton televisi lho teman-teman, dan akhirnya dengan imajinasi serta riset terhadap dunia mereka, novel keren ini lahir. Menakjubkan!

Buku yang menceritakan tentang mimpi, cinta, masa lalu, dan hujan. Mimpi An untuk menjadi seorang koki di sebuah restoran Itali harus dipendam demi mewujudkan mimpi Arlet, saudara kembar An. Dan mengenai Cinta, sepertinya An adalah gadis yang mudah jatuh cinta. Dua kali ia memiliki rasa dan hubungan dengan seseorang di tempat kerja. Bayangan masa lalu yang begitu buruk, membuat An harus menjauh dari seseorang yang dulu sangat dicintainya dan rela hidup menjadi orang lain di dunia yang tidak ia inginkan. Masa lalu itu selalu menjadi batu sandungan untuk impiannya. Dan hujan, hujan membantu Ann berpikir tentang segala yang terjadi di kehidupannya.

Dalam buku ini banyak sekali istilah mengenai makanan Itali dan Prancis. Sesuai dengan profesi tokoh utama, hal tersebut bukan hanya sebuah tempelan. Namun begitu detail Windry ceritakan. Bahkan beberapa kali Windry menjelaskan bagaimana membuat Pastry yang enak, terdapat beberapa resep dan cara pembuatannya juga. Seperti menggambarkan bahwa penulis memiliki profesi yang sama. Padahal tidak demikian.

Karakter An agak sedikit unik, menggemaskan dan egois. Ia sangat keras kepala terutama saat ingin mewujudkan mimpi Arlet, meski ia sadar, bahwa tanganya bukanlah tangan seorang koki kue. Selalu saja ada kekacauan yang terjadi di Afternoon Tea semenjak kedatangan An.

Arlet, kembaran An ini begitu manis dan lembut. Apa saja mampu ia lakukan asal terus bersama dengan An. Sekolah di tempat yang sama, bekerja di tempat yang sama, dan tanpa sadar, mereka menyukai lelaki yang sama.

Selain An dan Arlet, di cerita ini ada Julian. Lelaki imut yang wajahnya sangat manis menyerupai perempuan, semanis kue-kue yang dibuatnya. Koki kebanggaan Afernoon Tea ini merupakan lelaki yang sangat dingin dan sedikit angkuh. Duh, kalau saya jadi An, mungkin hanya bertahan sehari bekerja di Afternoon Tea. Gimana nggak? Selalu di maki dan diusir dari dapur karena membuat kekacauan. Dan, lelaki itu mampu mendiamkan rekan kerjanya lebih dari seminggu walaupun mereka berada di tempat dan ruang yang sama. Pengen teriak-teriak nggak sih rasanya, biar dia sadar kalau kita ini ada wkwkwk.

Terakhir ada Jinendra. Pemilik sekaligus koki sebuah restoran Itali yang terkenal di kawasan Kemang, Jakarta. Lelaki yang manis dan juga romantis.

Buku ini dibuka dengan prolog yang mengisahkan mengenai dua gadis kembar, Anise dan Arlet. kisah di mana impian itu di mulai. Arlet yang menyukai kue dan segala jenis pastry, serta An yang tiba-tiba jatuh cinta dengan masakan Italia dan kemudian bercita-cita menjadi koki masakan Itali. Hingga akhirnya, mereka berdua memiliki impian untuk membuat Trattoria bersama suatu hari nanti.

Waktu berlalu begitu cepat dan mimpi tersebut tidak bisa mereka wujudkan. Kini, An sedang mengejar impian Arlet. menjadi asisten koki di sebuah Cafe kue bernama Afternoon Tea, bukan koki masakan Itali.

Koki utama di Afternoon Tea adalah orang yang perfectionis, kaku, dan tempramental. Hari pertama An bekerja, koki Afternoon Tea tersebut mengusir An dari dapurnya, hanya karena mengaduk adonan caramel saat sedang dipanaskan!

Hari demi hari dijalani An demi mewujudkan mimpi Arlet. berada di dapur pastry, dengan tangan yang bukan koki kue, membuat An selalu dimarahi oleh Julian. Meski begitu, An tidak menyerah. Meski Julian tidak pernah suka dengan keberadaannya di dapur, ia tetap berusahan untuk melakukan yang terbaik.

Hingga suatu hari Afternoon Tea kedatangan wanita misterius, Wanita pembawa hujan. Karena setiap kehadirannya, langit selalu menjatuhkan airnya dengan deras di atap dan teras Afternoon Tea, dan berhenti kala wanita itu pergi. Wanita yang selalu memesan souffle coklat setiap berkunjung, dan ketika souffle itu datang, wanita itu tak pernah menyentuhnya terlebih memakannya. Wajahnya selalu berpaling, menatap sedih kaca jendela dengan air hujan sebagai lukisannya.

Pada akhirnya, Julian mampu bersikap baik kepada An dan mau mengajarinya membuat souffle coklat. Sebagai tanda terima kasih, karena An mampu membuat Ayu memakan souffle buatannya. Hari itu menjadi hari pertama kedekatan hubungan Julian dan An. Meski karakter Julian masih tetap dingin, namun An mulai berani menggodanya. Saya berkali-kali ikut tersenyum saat lelaki-terlalu-amat-kelewat-serius itu bersemu merah saat digoda oleh An.

Sehari setelah itu, seseorang dari masa lalu An tiba-tiba hadir di Afternoon Tea. Lelaki penyuka salsa yang sangat dicintainya. Karena lelaki itu pula An berada di Afternoon Tea, lelaki yang untuk saat ini tidak ingin ditemuinya. Namun akhirnya, ketika lelaki itu pergi beberapa langkah dari Afternoon Tea, An mengejarnya. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan rasa rindunya terhadap Jinendra.


Lalu, bagaimanakah kelanjutan hubungan An dan Julian? Apakah An kembali ke dalam pelukan Jinendra? Dan mengapa An lebih memilih mewujudkan impian Arlet dibandingkan impiannya sendiri? Cari tahu langsung dengan membaca bukunya yuk! 😉

Judul                              : Walking After You
Penulis                           : Windry Ramadhina
Penerbit                         : Gagas Media
Jmlh halaman                : 318 Halaman
Tahun Terbit                  : Cetakan Kedua, 2015
Genre                             : Fiksi, Romance

- Isnaini Annisa -

0 komentar: