Minggu, 19 Agustus 2018

Alona Ingin Menjadi Serangga


Pertama kali saya membaca kumpulan cerita yang bersinggungan dengan anak. Bisa dibilang Cerita Anak dalam buku yang berjudul Alpha Ingin Menjadi Serangga. Kesan utama begitu luar biasa. Bahasan yang sederhana mudah dicerna, tapi kisahnya tak sesederhana yang saya pikirkan.

Kisah-kisah yang disuguhkan penuh dengan guratan makna, kritikan sosial, juga beberapa cerita kita diingatkan akan beberapa kebahagiaan anak yang terenggut. Seperti cerita pendek dengan judul Mariposa yang pernah tayang di Femina edisi 16-22 Mei 2015.

Cerita tentang keingin-tahuan seorang anak terhadap bentuk kupu-kupu. Mengingat tempat tinggalnya yang jarang ditumbuhi pepohonan. Maka nyaris tak akan menemukan kupu-kupu selain dalam bentuk yang diawetkan pada Museum Satwa. Sayang sekali, si kecil tak bisa melihat kupu-kupu terbang bebas. Hinggap pada bunga-bunga. Selain gambar pada buku ensiklopedi.

Setiap kisah yang disuguhkan dalam buku kumpulan cerpen yang ditulis oleh Mashdar Zainal, memiliki ciri khas tersendiri. Ending yang tidak diduga-duga. Mengubah stigma yang berbeda pada sudut pandang masyarakat. Mengingatkan kepada hal-hal sepele yang ternyata memiliki peran besar. Seperti ulat bulu yang menjijikkan, bisa menjadi kupu-kupu yang membantu proses penyerbukan.

Selain itu, buku ini cocok untuk dibaca hampir semua kalangan, yang memang menyukai dunia anak. Ibu-ibu untuk memberikan dongeng kepada putrinya sebelum tidur. Dengan beberapa ilustrasi unik yang menjadi daya tarik membacanya.

Terlepas dari beberapa konflik yang membuat pembaca menggelengkan kepala, berhenti sejenak memikirkan bagaimana itu bisa terjadi. Saya rasa itu ciri khas dalam buku ini. Ending yang menggantung, membuat kita menjadi tertarik menyelami tulisannya.

Beberapa ceritanya seperti Laron, Ulat Bulu dan Kupu-Kupu, dan Petani Dongeng. Memiliki kesan yang dalam. Pentingnya turut berperan menjaga keragaman hayati.
Tak sekedar membahas dunia anak, satu diantara kumpulan cerpen ini. Lebih mengingatkan pada dunia fana, melalui sudut pandang anak. Seperti “Kampung Lapar”, cerpen ini sudah pernah dimuat di Republika edisi Minggu 27 Juni 2010.

Saya menyukai semua cerita dalam “Alona Ingin Menjadi Serangga”, gaya bahasanya dinamis mengikuti perkembangan zaman. Natural tak terkesan dibuat-buat, meski fiksi kisahnya sedikit menggelitik ironi yang terjadi masa kini. Orangtua yang notabene sibuk kepada pemenuhan anak, terkadang tak punya waktu banyak untuk membimbing anak, memberikan waktu lebih untuknya.

“Dunia pikiran anak-anak adalah daratan penuh kabut yang cukup mengasyikkan untuk ditelusuri, ditebak-tebak atau direka-reka.” -Mashdar Zainal-

Terlepas dari beberapa kesalahan penulisan, sama sekali tidak mengurangi isi ceritanya. Cerita ini sangat rekomendasi bagi pencinta dunia anak!

Tanpa riuh anak-anak, maka dunia tak akan seru lagi.


Judul buku : Alona Ingin Menjadi Serangga
Penulis : Mashdar Zainal
Penerbit : UNSApress
Cetakan : ke-2, Januari 2016
ISBN : 978-602-71176-5-5
Jumlah Halaman : 145 Halaman

Baiq Cynthia

0 komentar: