Minggu, 19 Agustus 2018

Komet

Petualangan tiga sahabat Ali dari klan Bumi, Raib dari klan Bulan,  dan Seli dari klan Matahari yang semakin seru. Buku ke-5 dari serial 'Bumi' ini berlatar di klan Komet.  Petualangan bermula dari klan matahari, dimana di Tanpa Mahkota bermaksud menggunakan bunga matahari pertama mekar untuk membuka portal menuju pulau aneh di klan komet, tempat berada pusaka paling hebat di dunia paralel. Semua klan sudah bersatu untuk mencegah si Tanpa Mahkota, namun mereka tidak sanggup menghentikannya.  Di detik terakhir, Ali memutuskan ikut masuk ke portal,  diikuti Raib dan Ali. (Halaman 72). 

Klan Komet sungguh unik, juga berbahaya. Portalnya lebih buruk dibanding teknik perapian klan Matahari, juga dibanding lorong berpindah Padang Sampah atau portal cermin Batozar. Semua teknologi elektronik alat Ali tidak berfungsi. Ada badai elektromagnetik besar menghalangi benda-benda elektronik bekerja. Pun tidak bisa memanggil kapsul ILY yang menjadi andalannya. Begitu juga Buku Kehidupan milik Raib yang tidak juga berfungsi. 

Mereka harus mengalami ujian yang paling hebat di pulau-pulau klan komet. Di pulau hari Senin,  kelaparan nyaris membuat mereka mencuri makanan.  Dari pulau itu,  mereka terombang ambing di tengah lautan tanpa batas tanpa tahu arah. Ditambah, mereka bertemu dengan gerombolan perompak yang bisa membaca serangan. Di pulau hari Selasa,  mereka bertarung melawan bintang laut raksasa untuk memperebutkan boneka milik seorang anak kecil. Di pulau hari Rabu,  burung hitam ganas yang bahkan sanggup menguliti mangsanya,  berhasil mereka kalahkan sekaligus menyelamatkan penduduk dari hama terganas itu. Di pulau hari Jumat, mereka 'dijemput' untuk kembali ke pulau Kamis oleh Dorokdok-dok, perompak terkenal kejam yang sanggup mengalahkan ketiganya sekaligus dengan senjata sakti namun sekaligus menyakiti pemiliknya. Di pulau hari Jumat mereka terlibat perang saudara antara Dorokdok-Dok dan Pemimpin Otoritas Pulau. Namun, ujian paling berat adalah ketika mereka harus membunuh Paman Kay dan Bibi Nay (Halaman 362).

Untuk sampai di pulau aneh itu,  pada akhirnya mereka mengecap berbagai macam rintangan yang tidak pernah bisa dilewati oleh banyak penduduk yang datang dari langit sejak ribuan tahun. Bahkan, si Tanpa Mahkota pun gagal.  Namun dengan ketulusan,  kekompakan,  dan kebulatan tekad, tiga petualang itu berhasil meluluhkan si pemegang Kunci Lautan. 

Imajinasi yang seru dan menarik disajikan Tere Liye dalam buku ini. Banyak hal yang terjadi pada dunia paralel didasarkan pada sains dan teknologi.  Meskipun ini fiksi,  namun terasa ringan,  mudah,  dan menyenangkan untuk dipahami. Latar dan penokohan diberi nama seperti halnya ada dunia nyata. 

Lagi-lagi,  bagi saya,  Tere Liye mampu menyelipkan kebaikan sederhana pada kisah yang tidak sederhana ini. Misalnya, dalam menghadapi setiap tantangan di klan Komet,  senjata terbaik mereka adalah berbuat kebaikan. "Ada banyak sekali kekuatan di dunia paralel. Tapi ketahuilah,  salah satu yang paling hebat adalah perbuatan baik" (Halaman 87). Sekilas sederhana, tapi kalimat ini memicu banyak hal. Apapun kebaikan itu,  lakukan. Akan ada balasan atas kebaikan kita. Tidak usah menunggu melakukan hal yang besar untuk melakukan kebaikan. Dan bagi saya,  inj sangat memberi efek positif sesudah membaca novel ini. Inspirasinya hingga di dunia nyata. Seperti kata ajaran Rasul,  bahwa manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.  Hal ini menjadi pesan kuat kepada kita,  bahwa kekuatan itu bisa muncul dari hal yang sederhana. Hal ini bisa menjadi bantahan bahwa sesuatu yang hebat itu haruslah rumit. Tidak,  tidak benar. 

Kepolosan,  kekompakan dan kebaikan hati ketiga petualang itu menjadi senjata ampuh sekaligus kelemahan mereka. Penyamaran Max begitu rapi. Kelemahan itu dimanfaatkan Max dengan membuat penghianatan yang tragis di saat petualangan mereka hampir paripurna. Max adalah si Tanpa Mahkota. Ribuan tahun lalu pernah ke klan Komet namun gagal. Hingga munculnya tiga petualang yang dimanfaatkannya untuk kembali memetik buah di klan Komet Minor,  untuk menjadi penguasa dunia paralel. Si Tanpa Mahkota mengikat Raib, Seli dan Ali dengan jaring perak yang semakin kencang mengikat saat mereka berontak. 

Judul Novel : Komet
Penulis : Tere Liye 
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Mei 2018
Tebal Halaman : iv + 296 halaman
ISBN : 978-602-0385-93-8

- Supadilah -


0 komentar: